Mobil Kiat Esemka adalah salah satu perbincangan belakangan ini.Bersama dengan Pak Sukiat dan Para siswa di berbagai smk di Solo mampu merakit dengan komponen - komponen yang sudah disediakan oleh pihak Sekolah. Komponen - komponen ini diimpor dari beberapa negara yang memiliki kecanggihan dalam teknologi mesin.
Salah satu produksi mobil Esemka jenis Rajawali dengan teknologi mesin 1,5 mampu berjalan menuju Jakarta dengan stabil. Mobil yang ingin menjadi salah satu mobil MobNas (Mobil Nasional) yang menjadi kebanggaan bangsa indonesia.
Spesifikasi Mobil Jenis Rajawali ( SUV ) :
Engine Model : Esemka 1.5 i
Type : Gasoline 4 Stroke
Engine Config : Inline 4 Cylinder – DOHC 16 V Injection – Water Cooled
Displacement : 1500 cm3
Speed / Torque : 145 Nm / 4100 rpm
Loading Mass : 1780 / 2290
Overall Dimension : 5035 x 1680 x 1600
Wheel Base : 3025
Wheel Track ( Front / Rear ) : 1475 / 1485
Seat : 5 – 7
Ground Clearance ( mm ) : > 215
Di samping memiliki kelebihan di fitur -fitur dan dengan harga yang lebih terjangkau. mobil kiat esemka memliki kekurangan pada uji emisi yang dilakukan di Tanggerang, Banten. maka dari itu tim dari para siswa smk di solo mendatangkan pihak - pihak yang memahami mesin yang digunakan pada mobil Kiat Esemka.
Cari Blog Ini
Kamis, 15 Maret 2012
Tugas 3 Bahasa indonesia 2 (Kesalahan penalaran)
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Berikut ini beberapa jenis kesalahan dalam penalaran.
Salah nalar adalah gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang keliru, salah, atau cacat.
a) Deduksi yang salah.
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh : Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
b) Generalisasi terlalu luas.
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh : Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c) Pemilihan terbatas pada dua alternatif.
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh : Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
d) Penyebab salah nalar.
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh : Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
e) Analogi yang salah.
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh : Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
f) Argumentasi bidik orang.
a) Deduksi yang salah.
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh : Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
b) Generalisasi terlalu luas.
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh : Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
c) Pemilihan terbatas pada dua alternatif.
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh : Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
d) Penyebab salah nalar.
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh : Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
e) Analogi yang salah.
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh : Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
f) Argumentasi bidik orang.
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh : Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
g) Meniru-niru yang sudah ada.
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh : Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para professor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.
sumber:
http://veblue.blogspot.com/2010/03/metode-penalaran.html
Tugas 2 Bahasa Indonesia (metode)
Metode Penalaran ada 2 :
· Metode deduktif
· Metode induktif
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran Deduktif ada 2 macam yaitu :
· Silogisme : Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan kata lain silogisme merupakan rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
· Entimen : Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Premis silogismenya dihilangkan karena sudah diketahui.
Contoh :
Bentuk silogisme
P1 = Mereka yang sudah memenuhi syarat bisa naik tingkat.
P2 = Kangin sudah memenuhi syarat.
K = Kangin bisa naik tingkat.
Bentuk entimem
a. Dengan menghilangkan P1
Kangin sudah memenuhi syarat, jadi ia bisa naik tingkat.
b. Dengan menghilangkan P2
Mereka yang sudah memenuhi syarat bisa naik tingkat; karena itu Kangin bisa naik tingkat
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Penalaran Induktif ada 3 macam yaitu :
· Generalisasi sempurna : Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi ini memberikan kesimpulan yang amat kuat meski pasti ada yang terlewat belum diselidiki.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.
· Generalisasi tidak sempurna : Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapat kesimpulan yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.
· Analogi : Membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi diambil dari beberapa pendapat khusus, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya. Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
sumber :
Tugas 1 Bahasa indonesia 2 (Definisi)
Definisi penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Beberapa definisi Penalaran menurut para ahli:
- Keraf (1985: 5) berpendapat bahwa Penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
- Bakry (1986: 1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
- Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
Menurut sumber dari :
Langganan:
Postingan (Atom)